Selasa, 24 April 2012

The Signal

Tuhan itu baik.
Dia mengirimkan berbanyak informasi kepada umatNya tentang apa yang akan terjadi di hidup kita.


Medianya pun banyak.
Mimpi.
Kejadian disekitar kita.
Alam.
Orang lain.
Apa saja dan siapa saja.


Tidak banyak yang bisa menangkapnya.
Tapi tidak sedikit juga yang bisa menerimanya.

Ada yang menerimanya dan menghiraukannya
Ada yang menerimanya dan berusaha mencari arti sebenarnya
Ada yang menerimanya hanya sebagian
Ada yang menerimanya dalam informasi utuh
Ada yang berusaha untuk menangkapnya
Ada yang tidak berusaha tapi datang dengan sendirinya
Tidak jarang juga yang mengada-ada tentang informasi itu

Semua ada maksudnya.
Tuhan tidak akan mengirimkan sembarangan informasi dan pasti tidak salah alamat.

Jika kau menerimanya hanya sebagian, maka kau mungkin diajari untuk mencari sebagian lagi
Jika kau menerimanya utuh, maka kau diajari untuk bisa berbagi dengan yang lain
Jika kau berusaha untuk menangkap informasi itu berusahalah
Jika kau berusaha menangkapnya tetapi tidak dapat juga jangan keras kepala
Jangan juga mengada-ada
Jangan menyesatkan sesamamu


Tetapi jika kau pun menghiraukannya, itu tetaplah menjadi pilihanmu.
Ada resiko dari setiap pilihan.

Tuhan  itu baik.

Jumat, 20 April 2012

The Smell of Yama

Mentari bersinar cerah, menyambut seorang pria yang yang juga cukup cerah.

Pria kecil, cukup berumur dan dengan senyum megah.

Sangat siap menghadapi semua perintah Tuhan.

Dia dengan semua nilai - nilai positifnya.

Dia mencintai hidupnya

Sebagaimana dia mencintai keluarga kecilnya.

Sebagaimana juga Tuhan mencintai dia, mencintai dia.


Doa ku menyertaimu.

Aku berharap nantinya, mentari masih bisa menyinari kulitmu, memberi energi baik untukmu.

Memberimu aroma hidup baru.

Senin, 16 April 2012

Affection

When kiss is not just a complementary of love

When touch is not just a skin to skin

When love is not just a part of song

When hug is not just the way you kiss my pain away

When all I need is affection

I hope you will be here.

Selasa, 10 April 2012

Temuilah Mentari Pagimu

Jakarta dengan hiruk pikuk kota, menurut saya, tidak lagi menyisakan udara segar di pagi hari. Semua tergilas oleh asap dan debu pabrik, motor, angkutan umum, mobil dan sumber polusi lain. Bahkan senyum dan semangat pun sudah tergilas sampah dan hanyut terbawa aliran sungai yang sangat jorok itu.

Pagi ini saya bertemu dengan seorang Ibu, bernama Ibu Neneng, berangkat dari Kulon utnuk berjualan dodol di Jakarta. 65 tahun, Sederhana, Tangguh, Cantik dan Bersemangat. Itu yang saya tangkap ketika saya bertemu dengan dia. Ikut berjejalan di antara padatnya orang kantoran. Dia? Dia hanya mengenakan kerudung biasa, baju lusuh, celana pun warnanya sudah luntur, sendal jepit dan gendongan dagangan berisi dodol. Tapi dia berbeda dari semua orang yang ada di angkutan umum itu. Berbeda dari kebanyakan orang yang punya penghasilan tetap dan banyak. Dia punya semangat dan senyum pagi.

Dia hanya jualan dodol yang harganya tak lebih dari Rp. 7.000. Ibu 1 anak ini berjuang demi 13 cucunya. Dia hanya punya cita - cita mulia. "Mas, saya mau cucu saya sekolahnya tinggi bisa ngaji. Lulus pesantrean aja deh, biar nanti kalo udah tiba waktu saya berpulang ada yang ngebacain doa buat saya"

Energi dan semangatnya tertular ke saya. Saya tidak menyesal menemui "mentari pagi" hari ini. Ayo temui mentari pagimu!!!