Selasa, 10 April 2012

Temuilah Mentari Pagimu

Jakarta dengan hiruk pikuk kota, menurut saya, tidak lagi menyisakan udara segar di pagi hari. Semua tergilas oleh asap dan debu pabrik, motor, angkutan umum, mobil dan sumber polusi lain. Bahkan senyum dan semangat pun sudah tergilas sampah dan hanyut terbawa aliran sungai yang sangat jorok itu.

Pagi ini saya bertemu dengan seorang Ibu, bernama Ibu Neneng, berangkat dari Kulon utnuk berjualan dodol di Jakarta. 65 tahun, Sederhana, Tangguh, Cantik dan Bersemangat. Itu yang saya tangkap ketika saya bertemu dengan dia. Ikut berjejalan di antara padatnya orang kantoran. Dia? Dia hanya mengenakan kerudung biasa, baju lusuh, celana pun warnanya sudah luntur, sendal jepit dan gendongan dagangan berisi dodol. Tapi dia berbeda dari semua orang yang ada di angkutan umum itu. Berbeda dari kebanyakan orang yang punya penghasilan tetap dan banyak. Dia punya semangat dan senyum pagi.

Dia hanya jualan dodol yang harganya tak lebih dari Rp. 7.000. Ibu 1 anak ini berjuang demi 13 cucunya. Dia hanya punya cita - cita mulia. "Mas, saya mau cucu saya sekolahnya tinggi bisa ngaji. Lulus pesantrean aja deh, biar nanti kalo udah tiba waktu saya berpulang ada yang ngebacain doa buat saya"

Energi dan semangatnya tertular ke saya. Saya tidak menyesal menemui "mentari pagi" hari ini. Ayo temui mentari pagimu!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar