Rabu, 11 September 2013

Aneh!

Seorang teman bercerita tentang sebuah bejana gelas yang baru saja dia dapat dari toko antik. Sebuah bejana cantik, menurut dia.

Hari ini, aku dibeli oleh seorang manusia. Dia sepertinya suka dengan bentukku. Dia sangat tersenyum indah saat menemukan di sudut pajangan Tuanku. Dia menimang aku berkali - kali. Terkadang aku berpikir dia tidak lebih dari kolektor yang akan membandingkanku dengan Topi Bulu Indian itu, atau mungkin akan melihat tanda hargaku dan akan meletakkan kembali

 Dia sangat menyukainya. Dia memamerkan ke semua orang. Dia ingin mengisi benda itu dengan segala benda yg dia sukai. 

Oh ternyata, dia memutuskan untuk membeliku. Aku merasa indah. Aku merasa cantik. Ukiran kecil, guratan pembuatku dulu ternyata ada yang menghargainya. Ada yang mengerti keberadaanku. Ada yang memberiku ruangan. Aku akan menjadi salah satu pajangan indah deretan koleksinya. Bahkan kegembiraanku meluap, diikuti tarian ribuan molekul angin. Molekul angin yang memenuhiku, terperangkap dan bahagia bersamaku. Tak mau lepas. Tak mau terbang ke luar. 

Sebulan yang lalu dia pergi ke pantai, dia membawa oleh - oleh. Sebentuk karang mati yang bentuknya sangat bagus. Itu menjadi benda yg pertama mengisi. Dia sudah membayangkan banyak hal. Dia tersenyum sambil memasukkan karang mati itu.

Benda apa ini? Berpori - pori besar dan terlihat sangat jelek. Segerombol molekul angin terpaksa keluar mengikuti hukum alam. "Oh tidak, kalian mau kemana?" aku berseru sambil terisak. Ya, hukum alam.

Hari ini dia menemukan sekumpulan batu indah di tumpukan barang dagangan tukang ikan hias. Dia membelinya sekantong. Sekantong untuk bejana indahnya. Dia mulai tergoda bukan hanya pada batu, tapi ikan berwarna kuning kecil yang bergerombol. Dia mendapatkan ide. 

Ahhh, batu - batu jelek ini bisa menggores badanku. "Apakah kamu sudah gila?" bentakku. Dan sekarang kenapa aku diguyur air? Arrrrghhh, aku tak suka air. Aku tak suka lapisan tipis yang nantinya tumbuh dibadanku. 

Dia memandangi bejana kaca itu. Melihat apakah ada yang kurang dari akuarium kecilnya itu. Dia dibarengi muka yakinnya, mengambil ikan kuning yang tadi dibelinya. Dimasukkan kedalam bejana itu. Tersenyum indah. Diletakkan disebelah perangkat komputernya. Diatur sedemikian rupa. Tersenyum dan bersyukur, kini meja kerjanya terlihat berwarna.

Aku hanya dijadikan tempat ikan - ikan bau amis ini?. TUHAN KEMBALIKAN AKU KE TOKO USANG ITU!!!! Lebih baik aku berdebu dan terletak dipojok dari pada disini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar