Rabu, 21 April 2021

Hari 111

Tidak sedikit contoh buruk diluar sana, tapi namanya manusia pasti banyak godaan. 
Coba - coba katanya. Mana tau beruntung.
Ya tapi kadang memang suka digoda juga.
Menantang hidup katanya. Mana tau menang
Namanya juga manusia.

Selasa, 20 April 2021

Hari 110

"Aku ya kadang bingung sama diriku sendiri ya, Gong"
"Hmm"
"Aku ki ya ngerti kalau memakan jeroan iku berlebihan ga bagus untuk kesehatan. Kamu juga paham kan?"
"Hmm"
"Yo tapi tetap tak makan lho"
"Hmm"
"ham hem ham hem, ga jelas kamu Gong"
"Lha piye? Kamu mau aku menjawab apa reng?"
"Sama kayak rokok, di bungkus rokok tuh ada nama penyakit. Yo kok isa penjualan rokok di warungku selalu laku?"
"Ya itu tongseng babat juga tetap laku kok"

Senin, 19 April 2021

Hari 109

"Ada apa sih mas, kok kamu kayaknya doyan banget jatuh?"

Kalimat ini membawa dia berpetualang ke masa kecilnya.

Dia meraba belakang kepalanya, ada cekungan dalam. Katanya itu bekas jatuh dari ayunan sewaktu kecil.

Umur 5 tahun mungkin, dia pernah jadi korban jatuhnya termos panas, membakar punggungnya.

Dia juga teringat pernah menabrak kuburan dengan sepeda motornya.

Kenapa doyan?

Oh, dulu bahkan dia pernah jatuh membonceng ibunya.

Ingatan itu terus memburunya. Dia semakin jauh menggali ingatannya. Semakin semangat.


Ah, dia juga pernah jatuh dan masuk ke dalam parit di depan rumahnya.

Semakin jauh semakin dalam. Dia semakin giat menerawang langit malam penuh bintang. Apa bintang bercerita?


Pengalaman dia dibebat selama 3 bulan dan pake kruk ke sana ke mari. Dia bercerita sambil tersenyum. Aku mulai tak terlalu tertarik dengan omongan dia. Manusia sok tegar tapi takutnya melebihi besar badannya.


"yah yang terbaru sih, aku jatuh dari sepeda dan jatuh karena sit up pakai tali TRX"



"Apa karena itu aku ga terlalu gampang jatuh cinta?" ucapnya sambil menghembuskan asap rokok.

Minggu, 18 April 2021

Hari 108

Nelson
Dia merantau ke kota ini 13 tahun yang lalu. Harapannya sangat besar untuk menaikkan taraf kehidupannya. Dia berjuang mulai dari hal yang paling kecil. Dia memungut rupiah yang tidak diinginkan orang. "Tak apa. Toh aku melakukannya dengan jalan yang benar" katanya sambil memandangi langit - langit kamarnya. 

Dia lulus dari sekolah keguruan. Kecintaannya pada anak kecil membawanya ke dunia Sekolah Dasar. Tetapi jauh di lubuk hatinya, bermain dan belajar bersama anak di Taman Kanak-Kanak adalah kebahagiaanya. "Tapi seumur hidupku, ga pernah ada guru TK yang cowok" kataku.

Dia masih nanar memandangi langit kamar indekosnya. "Ya begitulah budaya kita. Orang masih memandang bahwa semua pria dewasa adalah paedofil". Dia tidak bisa menyalahkan nilai masyarakat yang berkembang. Dia tidak mau mengambil peran yang lebih besar untuk kebahagiaannya menjadi guru TK. 

Dia melanglang buana dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara lain. "Trus apa yang kau cari?" tanyaku.

"Sekarang? Ga tau, jalani aja dulu"

---

Mawar
Aku tak mengenalmu, bahkan kita tidak pernah berkenalan langsung. Di tengah teriknya matahari pulau ini, aku melewati tempat dirimu menghembuskan nafas terakhir. Di atas aspal hitam dan mungkin panas. Aku tau Tuhan punya caraNya sendiri menjemput ciptaanNya. Aku tidak tau apa rencana Tuhan untuk kita semua. Aku tidak tau Tuhan mau mengajarkan aku, abang ojek atau abang yang tubuhnya bercat silver tentang momenmu hari ini. 

Aku tidak tau pernah berpapasan denganmu di masa lalu atau tidak. Tapi semoga keluargamu ikhlas. Semoga damai surga menyambutmu, itupun jika kau percaya surga. Atau damai menyambutmu di kehidupan berikutnya. 

Selamat Jalan, Mawar.

---

Manusia dipercaya mahluk pintar
Kita menciptakan banyak teknologi
Membaca gempa
Membaca gunung meletus
Bahkan membaca kepintaran orang lain
Tau yang baik dan yang buruk

Tapi kenapa kita sering celaka?
Bahkan lebih banyak mencelakai diri sendiri.