Sudah pernah ke Semarang?
Sudah berapa lama tinggal di Semarang?
Udah kemana aja kalo di Semarang?
Trus apa aja yang disukai dari Semarang?
Apa yang akan Anda jawab? Mungkin jawabannya akan sangat beragam. Tapi pertanyaan berikutnya adalah “Apa yang Anda ingat pertama kali ketika seseorang mengucapkan kata Semarang?”
Mungkin beberapa dari yang menjawab akan berkata
ROB
KOTA LAMA
NASI AYAM
LAWANG SEWU
GANJEL REL
LUNPIA
BANJIR
VINTAGE CITY (ini sih karang2an saya sendiri gara2 menurut saya kota ini amat sangat unik dan vintage)
Ya itu mungkin mewakili sebagian dari sebegitu banyak image kota Semarang. Ga pernah ada orang yang bakalan bilang “Saya ingat Ciputra Mall di Semarang”, tidak seprti kalo kita bilang kota Surabaya maka yang diingat adalah mall yang gede yaitu “Tunjungan Plaza” atau ketika kita bilang Bandung maka orang bakal ingat dengan “CIWALK”. Entahlah kenapa.
Kemaren saya dan temen saya pergi ke mall baru di Semarang. PARAGON CITY, atau orang-orang suka bilang dengan sebutan PARTY. Sejak awal bangunan ini di utakatik sudah mengundang rasa ingin tau saya. Setiap kali lewat dari lokasi ini dulunya saya selalu membayangkan seperti apa bangunan ini nantinya. Dan bayangan saya terjawab sekitar awal bulan mei lalu. Bangunan ini sudah berbentuk. Banyak pro dan kontra seiring dengan diresmikannya bangunan ini. Ada yang bilang bakal mematikan pasaran pusat perbelanjaan yang lain. Ada yang bilang bakal mematikan pasaran tukang warung kopi dan café gara-gara di bangunan ini akan dibuka gerai toko kopi yang terkenal seantero dunia yaitu Starbucks dan gerai kopi lainnya seperti J.Co dan de Exelso. Ada juga yang sangat setuju karena akan dibukanya bioskop yang lumayan bagus katanya yaitu XXI, jadi film-film di Semarang akan terupdate dengan baik.Dan masih banyak ribuan pro dan kontra. Disini saya tidak akan membahas pro dan kontra itu. Saya akan membahas sebuah pemandangan baru tentang Semarang yang saya lihat.
Ketika sampai di Paragon saya dan teman saya langsung menuju lantai 3 (kalo ga salah) tempat XXI bertengger. Tujuan kita adalah untuk melihat film apa aja yang akan main di bioskop ini, karena kita pengen nonton lusa. Sesampainya disana kita ngeliat beberapa film yang sedang tayang. Setelah melihat beberapa film yang tayang kita bukannya keluar tapi malah duduk di sofa yang ada di dalam XXI tersebut. Dan kita duduk tepat di dekat pintu masuk dan keluar sehingga memungkinkan kita untuk menyaksikan semua orang yang berlalu lalang dari dan menuju tempat itu, bahkan kami juga dengan leluasa melihat keluar karena XXI tidak memakai tembok sebagai dinding tatapi mekai kaca bening.
Saya sedikit terkejut dengan pemandangan yang ada di depan saya. Sungguh saya melihat kota Semarang yang berbeda selama ini.
Pertama, ada begitu banyak perbedaan pengunjung Paragon (dalam hal ini XXI) dengan mal-mal lain di Semarang. Liat saja dari cara mereka berpakaian. Mereka memakai baju yang sedikit terlihat wah. Entahlah itu baju dengan brand mahal atau tidak tapi orang yang datang ke Paragon memiliki style ataupun gaya yang berbeda dengan pengunjung mall lainnya di Semarang. Terlihat lebih style dan rapi. Banyak wanita datang dengan menggunakan dress or mini dress or summer dress dengan paduan high heels yang membuat mereka terlihat cantik. Dan banyak pria datang dengan gaya yang terlihat rapi jeans with theie polo shirt dengan kerah yang dinaikin, atau celana pendek yang dipadu denga t-shirt cerah dan beberapa asesoris di tangan dan di leher. Walaupun memang tidak banyak juga yang hanya memakai baju seadanya yaitu jeans and t-shirt biasa dan sandal cepit buluk atau dandanan ala pulang kuliah kemeja buluk, jeans dan sepatu sneaker. Tetapi lebih didominasi dengan orang dengan pakaian yang rapi.
Kedua, begitu banyak orang kantoran yang mengunjungi tempat itu (sssstt, padahal waktu kita kesana masih jam kantor, sekitar jam 2an siang). Entahlah karena banyak perkantoran disekitar mall ini atau tidak. Tetapi hal ini tidak terjadi di mal-mal lain di Semarang. Sebut saja Ciputra Mall yang lumayan dekat dengan lokasi perkantoran Jl. Pandanaran.
Ketiga, begitu banyak yang datang dengan memboyong sekeluarga. Datang dengan paket komplit ayah, ibu dan anak. Coba kalau kita nonton di 21 Ciputra Mall atau E.Teathernya E.Plaza, kita akan sangat jarang menemui sepaket komplit keluarga. Apakah XXI adalah bioskop keluarga? Padahal waktu itu film yang diputarkan di XXI dan E.Plaza tidak berbeda.
Keempat, begitu banyak keragaman ras disana. Dalam jangka waktu satu jam kami telah menyaksikan begitu banyak orang luar yang datang ke XXI. Yang pertama muncul adalah orang bule. Kami sih memprediksi bahwa orang tersebut adalah orang dari benua Eropa. Dia datang dengan 2 anaknya dan satu temannya. Setelah itu ada datang 3 orang dengan bahasa cina yang kenatl dan sangat amat cepat. Dari cara berpakainnya kami memastikan bahwa dia bukan orang Indonesia keturunan. Dia memakai baju yang tidak umum digunakan orang Indonesia. Beberapa menit kemudian kami juga melihat seorang bapak tua bule yang masuk ke dalam XXI, dari gayanya teman saya menyimpulkan bahwa dia orang Australia. Hal ini sangat jarang kita temui di Ciputra Mall maupun di mall2 lainnya.
Kelima, dan entahlah ini mungkin yang terakhir. Begitu banyak orang datang ke tempat ini dengan menenteng tas belanjaan yang besar dan begitu banyak yang menenteng kopi mahal di tangannya. Bahkan anak SMA pun do the same thing. Mungkin benar kata orang bahwa they buy Starbucks is for the brand not for the need. Dengan bangganya mereka memegang gelas-gelas kopi itu sambil berbincang dan mengumbar tawa di gedung itu.
Pemandangan ini sangat berbeda dengan mall-mall lain di Semarang. Dari segi barang yang dijual pun sangat berbeda. Disini banyak barang-barang dengan harga mahal dipajang. Sebut saya “Charles and Keith”, si sepatu karet “Crocs”, “Gaudi”, “Guess” and many more-lah. Dari segi kemewahan bangunan punsaya harus mengakui kalo gedung Paragon lebih bagus dari gedung mall2 lain di Semarang, walaupun dalam kenyataannya gedung ini belum selesai dibangun 100%. Dari segi fasilitas pun bangunan ini menyediakan fasilitas yang menurut saya nantinya akan lebih bagus kalau sudah 100% selesai hal ini terbukti dari toiletnya yang menurut saya bagus.
Jika saya bisa menyimpulkan bahwa di mall yang satu ini terlihat begitu banyak perbedaan dengan diluaran sana. Jika sebelum berdiri Paragon ini kita selalu jarang melihat orang berlalu lalang dengan dandanan yang heboh ke tempat umum, sekarang bukan lagi. Jika dulu banyak bilang selera fashion Semarang rendahan, sekarang ga lagi. Kalo dulu orang bilang orang Semarang tuh baru nonton G.I.Joe di bioskop tahun 2011 sekarang ga lagi.
Seperti banyak orang-orang yang baru muncul di Semarang ini. Apakah mereka stok lama yang tidak pernah keluar, atau mereka adalah pemain lama yang berevolusi menyesuaikan tempat? Entahlah saya sendiri pun tidak tau.
So, must we say thanks to XXI? Starbucks? Paragon?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar