Selasa, 14 Agustus 2012

Sepenggal Cerita di UGD


Kemarin malam, pukul 11.30, saya datang ke sebuah rumah sakit di bilangan Jakarta Selatan, dengan tujuan untuk donor darah. Saya langsung menuju Unit Gawat Darurat (UGD) untuk bertemu dengan keluarga pasien. Seperti kebanyakan UGD  pasti pihak rumah sakit menyediakan semcam ruang tunggu bagi keluarga di luar UGD  tersebut. Selagi menunggu untuk donor saya menunggu di ruang tunggu tersebut dengan beberapa keluarga pasien yang memang juga sedang menunggu pasien yang sedang ditanganin. Perbincangan demi perbincangan berlangsung. Saya duduk diam menyimak.

Seorang pria muda, sebutlah dia Mas Ganteng, dengan tampang kuyu dan kecapean datang ke ruang tunggu UGD tersebut. Dia menyandarkan punggungnya ke dinding dan merosot langsung ke lantai. Terduduk sambil meremas rambutnya.

“Harus pindah rumah sakit soalnya disini ga ada alat pernafasan yang akan digunakan untuk operasi” katanya tanpa ada yang bertanya.

“Tenang dulu, Mas. Ada saran dan referensi ga dari sini?” tanya satu-satunya perempuan di ruangan itu, sebutlah dia Mba Ayu.

Selasa, 12 Juni 2012

Quote #3

Size doesn't matter, but CONFIDENCE and CHARACTER still do matter. Show them that you are worth!!! 

Kamis, 07 Juni 2012

Jika Kamu ...

Dalam hidup ini,

jika kamu sedang kuat, maka berhentilah sebentar untuk menguatkan yang lemah,
atau,
jika kamu sedang kuat, berbuat yang baiklah bersama orang kuat disekitarmu.

Dalam hidup ini,

jika kamu sedang lemah, cobalah untuk bangkit berdiri diatas tumpuan kakimu,
atau,
jika kamu sedang lemah dan tidak menemukan pertolongan, temuilah sesama yang lemah dan saling  menguatkanlah.

Semua yg diberikan Tuhan pasti menguatkan kita.
Hidup itu indah.

Selasa, 24 April 2012

The Signal

Tuhan itu baik.
Dia mengirimkan berbanyak informasi kepada umatNya tentang apa yang akan terjadi di hidup kita.


Medianya pun banyak.
Mimpi.
Kejadian disekitar kita.
Alam.
Orang lain.
Apa saja dan siapa saja.


Tidak banyak yang bisa menangkapnya.
Tapi tidak sedikit juga yang bisa menerimanya.

Ada yang menerimanya dan menghiraukannya
Ada yang menerimanya dan berusaha mencari arti sebenarnya
Ada yang menerimanya hanya sebagian
Ada yang menerimanya dalam informasi utuh
Ada yang berusaha untuk menangkapnya
Ada yang tidak berusaha tapi datang dengan sendirinya
Tidak jarang juga yang mengada-ada tentang informasi itu

Semua ada maksudnya.
Tuhan tidak akan mengirimkan sembarangan informasi dan pasti tidak salah alamat.

Jika kau menerimanya hanya sebagian, maka kau mungkin diajari untuk mencari sebagian lagi
Jika kau menerimanya utuh, maka kau diajari untuk bisa berbagi dengan yang lain
Jika kau berusaha untuk menangkap informasi itu berusahalah
Jika kau berusaha menangkapnya tetapi tidak dapat juga jangan keras kepala
Jangan juga mengada-ada
Jangan menyesatkan sesamamu


Tetapi jika kau pun menghiraukannya, itu tetaplah menjadi pilihanmu.
Ada resiko dari setiap pilihan.

Tuhan  itu baik.

Jumat, 20 April 2012

The Smell of Yama

Mentari bersinar cerah, menyambut seorang pria yang yang juga cukup cerah.

Pria kecil, cukup berumur dan dengan senyum megah.

Sangat siap menghadapi semua perintah Tuhan.

Dia dengan semua nilai - nilai positifnya.

Dia mencintai hidupnya

Sebagaimana dia mencintai keluarga kecilnya.

Sebagaimana juga Tuhan mencintai dia, mencintai dia.


Doa ku menyertaimu.

Aku berharap nantinya, mentari masih bisa menyinari kulitmu, memberi energi baik untukmu.

Memberimu aroma hidup baru.

Senin, 16 April 2012

Affection

When kiss is not just a complementary of love

When touch is not just a skin to skin

When love is not just a part of song

When hug is not just the way you kiss my pain away

When all I need is affection

I hope you will be here.

Selasa, 10 April 2012

Temuilah Mentari Pagimu

Jakarta dengan hiruk pikuk kota, menurut saya, tidak lagi menyisakan udara segar di pagi hari. Semua tergilas oleh asap dan debu pabrik, motor, angkutan umum, mobil dan sumber polusi lain. Bahkan senyum dan semangat pun sudah tergilas sampah dan hanyut terbawa aliran sungai yang sangat jorok itu.

Pagi ini saya bertemu dengan seorang Ibu, bernama Ibu Neneng, berangkat dari Kulon utnuk berjualan dodol di Jakarta. 65 tahun, Sederhana, Tangguh, Cantik dan Bersemangat. Itu yang saya tangkap ketika saya bertemu dengan dia. Ikut berjejalan di antara padatnya orang kantoran. Dia? Dia hanya mengenakan kerudung biasa, baju lusuh, celana pun warnanya sudah luntur, sendal jepit dan gendongan dagangan berisi dodol. Tapi dia berbeda dari semua orang yang ada di angkutan umum itu. Berbeda dari kebanyakan orang yang punya penghasilan tetap dan banyak. Dia punya semangat dan senyum pagi.

Dia hanya jualan dodol yang harganya tak lebih dari Rp. 7.000. Ibu 1 anak ini berjuang demi 13 cucunya. Dia hanya punya cita - cita mulia. "Mas, saya mau cucu saya sekolahnya tinggi bisa ngaji. Lulus pesantrean aja deh, biar nanti kalo udah tiba waktu saya berpulang ada yang ngebacain doa buat saya"

Energi dan semangatnya tertular ke saya. Saya tidak menyesal menemui "mentari pagi" hari ini. Ayo temui mentari pagimu!!!

Senin, 26 Maret 2012

The Moon

Dia menyapa ditengah kesepian,

          Pria itu tersontak kaget

Dia terus tersenyum

          Kaget dan senang, tersimpul indah di senyum manisnya

Dia sekarang mengajaknya tertawa

          Tuluskah kau tertawa?


Ego amare - La Luna

Minggu, 25 Maret 2012

Pemburu - Pengembara - Tabib

Jika kau pernah mendengar kata pemburu, apa yang kau bayangkan? Pria dengan panah dan busurnya? Atau seorang pria dengan pisau lemparnya? Atau kau sedang berpikir tentang seorang pria yang berkelana jauh dari rumahnya untuk memburu sesuatu dan akan pulang ketika dia berhasil membawa seekor kijang besar ke rumahnya. Seorang pria yang akan selalu merindukan rumahnya. Dia pasti pria dengan tatapan paling tajam.

Sekarang, apa yang kau pikirkan tentang seorang pengembara? Pria aneh tanpa rumah? Pria ramah yang selalu berkunjung dari satu desa ke kota lain dan menuju perkampungan lain? Mungkin juga dia seorang pria yang punya banyak tempat meletakkan kepala disaat malam menyapa. Atau mungkin kau sedang membayangkan seorang pria dengan kuda yang tangguh berkeliling jauh dari rumahnya, berhenti di suatu desa, bermalam disana, menjalin kekeluargaan, dan berusaha untuk membuat banyak kenalan disetiap wilayah. Dia pasti pria dengan banyak senyuman.

Setelah kau membayangkan tentang seorang pemburu dan pengembara, maka coba kau mengandaikan itu adalah dirimu. Di tengah perjalananmu kau jatuh ke lubang yang sangat besar dan terluka sangat parah. Jalanmu terseok menuju pemukiman paling dekat. Tak jauh dari tempatmu terjatuh ada sebuah gubug kecil tapi sangat terawat. Kau mencoba untuk singgah dan bertanya apa ada bantuan disana. Tepat sekali. Kau berada dirumah seorang tabib.

Kau coba sekarang bayangkan seorang tabib. Tabib wanita yang penuh kelembutan, keibuan, kesederhanaan, senyum menawan dan selalu menyambut setiap tangisanmu dengan pelukannya yang hangat. Dia bukan hanya punya banyak herbal yang bisa menutup bekas lukamu, tapi dia juga punya pelukan yang hangat untuk membalut kesedihanmu. Dia akan sangat senang hati memasakkan sup hangat untukmu ditengah menggigilnya malam. Dia akan menyediakan tempat tidur yang paling empuk untukmu, bermalam barang semalam dua malam sampai kau bisa menunggang kudamu. Sebelum kau pergi, dia akan memberi sedikit petunjuk untukmu supaya bisa menyembuhkan luka ketika kau jauh dari tempat kediamannya. Dia akan mengajarkan sedikit bagaimana membebat luka dengan baik agar tidak infeksi dan makanan apa yang bisa kau makan dan mana yang tidak bisa kau makan. Setelah itu dia akan melepas kepergianmu seperti dia melepas kepergian anaknya sendiri. Kau memacu kudamu sambil didalam hati berikrar ingin sekali menjadi pemburu yang membawakan kijang kepadanya, juga kau ingin menjadi pengembara baik yang mengabarkan adanya seorang tabib wanita sehebat dia ke seluruh dunia. Tabib itu pasti seorang dengan hati yang paling tulus.

Terima kasih untuk Tabib yang hebat, Pengembara yang selalu ingin tahu dan Pemburu yang sangat optimis.

Mamak!!!

Jika kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang Ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian. Eliana - Tere Liye

Senin, 20 Februari 2012

Ketidaksempurnaan


“Nobody is perfect in this world”.  Saya yakin juga semua orang pernah mendengarnya dan mengatakannya juga. Kita setuju dengan penggalan kalimat itu, bahkan sangat setuju ketika penggalan kalimat itu sering kita gunakan sebagai alasan yang kuat untuk sebuah kesalahan yang kita lakukan.

Seorang pembawa acara yang cukup terkenal di negeri ini sering menutup acara talkshownya dengan ucapan “Kesempurnaan adalah milik Yang Maha Kuasa ... “ Kita cukup sadar dengan itu semua, sangat amat sadar. Dengan kesadaran itu kita juga seharusnya membuat kita berpikir bahwa kita tidak sempurna. Iya kan? Tapi kenyataannya tidak.  Lho kenapa tidak?

Contoh ketidaksadaran kita itu adalah mengejek. Ya, kita sering banget mengejek orang yang berkekurangan. Kalau anda sadar bahwa tidak ada yang sempurna, kenapa anda harus mengejek yang tidak sempurna? Kembali lagi ke perkataan “nobody is perfect in this world”, berarti anda pun tidak sempurna.
Jika hal serupa saya kembalikan kepada anda : Siapkah anda diejek untuk hal ketidaksempurnaan anda?
Beberapa hari yang lalu saya menonton talkshow yang dibawakan oleh seorang pesulap dengan kepala botak, yang menghadirkan seorang yang tidak mempunyai kaki tapi bisa mandiri dengan berjualan keripik. Sang pembawa acara bertanya kepada anaknya bapak cacat ini yang masih berumur 12an tahun :
“Kamu pernah diejekin ga karena punya bapak yang cacat”
“Pernah”
“Trus reaksi kamu apa?”
“Saya bilang aja : ‘Kamu mau ga punya bapak kayak gini?’ Trus mereka bilang ga mau. Trus saya jawab lagi : ‘Kalau ga mau ya jangan ngejek bapak saya’”

Kalau anda tidak siap diejek untuk ketidaksempurnaan anda, jadi jangan mengejek ketidaksempurnaan orang lain.

Saya pun tidak sempurna.

Salam,
nunoaja