
Seorang teman baru (saya kembangkan sedikit ya koh!) bercerita tentang sebuah analogi kepada saya. Analogi yang baru saya dengar. ANALOGI PENSIL.
Apa sebenarnya analogi pensil? Anlogi pensil bercerita bahwa hidup sebagai seorang fresh graduate adalah bagaikan pensil baru. Pensil yang masih baru banget. Sebuah pensil yang baru banget , pensil yang baru dibeli dari toko. Di toko banyak menyediakan pensil yang bermacam-macam dengan kualitas dan fungsi yang berbeda-beda dan tentunya dengan harga yang berbeda. Ada banyak jenis pensil mulai dari pensil warna ataupun pensil biasa. Pensil biasa pun masih terbagi dalam beberapa kategori. Kalo kita sering menemukan pensil dengan kode H atau misalnya pensil yang sering banget dipakai untuk ujian seperti 2B, itu menunjukkan identitas dari pensil tersebut. Huruf di pensil tersebut punya arti H berarti menunjukkan tingkat kekerasan lead pensilnya, B menunjukkan boldness atau tingkat ketebalan dan F
menunjukkan pensil tersebut bisa diraut sampai keruncingan maksimal. Nah, angka didepan huruf itu menunjukkan tingkatannya. Jika menemukan pensil dengan perpaduan HB berarti pensil itu mempunyai kedua unsur tersebut, keras dan tebal. Ada juga pensil yang dihiasi dengan berbagai macam aksesoris seperti kepala doraemon, barbie,dll. Setiap pensil ini mempunyai fungsi masing-masing, ada yang dipakai untuk ujian, ada yang dipakai untuk menggambar desain, ada yang dipakai gaya-gayaan doang, ada yang hanya buat menuh-menuhin kotak pensil bahkan konon katanya ahli bedah juga memakai pensil untuk menandai bagian tubuh pasien yang akan dibedah.
Begitu juga dengan seorang fresh graduate. Seperti sebuah pensil yang baru, seorang fresh graduate siap untuk dipakai, siap untuk menorehkan sesuatu. Seorang fresh graduate akan dipilih oleh tempat bekerjanya sesuai dengan fungsi si fresh graduate itu sendiri dan kecocokan dengan tempat bekerja. Sama dengan pensil, kita tidak akan membeli pensil H untuk ujian yang memerlukan pensil 2B. Jadi tempat bekerja accounting tidak akan cocok dengan kita yang berlatarbelakang jurnalis misalnya. Jika sudah masuk ke dalam dunia kerja, si pensil (baca : freshgraduate) akan dipertajam dengan berbagai cara, ada yang diraut dengan mesin rautan otomatis, ada yang pake pisau, ada yang pake rautan manual biasa, macam-macam caranya. Begitu juga dengan freshgraduate akan dibentuk dan didevelop oleh tempat bekerja. Pada saat di”raut” mungkin akan melelahkan, sakit dan lain lain. Tapi ketika pensil akan menjadi runcing maka akan dihasilkan sebuah skill yang baik yang sesuai dengan tempat bekerja. Nah, terkadang saat diraut adakala lead pensil patah, atau ternyata didalam pensilnya uda patah dari pabriknya, hanya terlihat bagus dari luar, atau ada pensil yang tidak cocok dengan rautannya sendiri yang mengakibatkan pensilnya patah atau rautannya tidak rapi. Itu juga terjadi di fresh graduate, ada yang tidak cocok di tempat bekerja A, yang mengakibatkan si freshgraduate tidak menampilkan prestasi kerja yang maksimal, atau ada yang tidak tahan dengan ritme kerja di tempat itu, atau mungkin si pensil patah dll. Banyak sekali kejadian-kejadian yang mengakibatkan si pensil tidak bekerja maksimal. Ketika dipakai untuk bekerja si pensil akan tumpul lagi, dan perlu diraut. Maka pensil akan diraut, diberi liburan, refreshing dan di develop untuk mendapatkan pensil yang tajam lagi. Si pensil tersebut akan terus diraut sampai akhirnya nanti tidak bisa lagi diraut, dan akan pensiun.
Dan tentu saja pensil yang kita omongkan adalah pensil kayu bukan pensil mekanik.
Setiap perjalanan pasti ada pembelajaran. Pangkalan Kerinci – Pekanbaru. 1 jam 30 menit yang tidak terasa.
Thanks to Koh Rusly, saya tambahin beberapa ya koh.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pensil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar