Senin, 24 Januari 2011

BATAK terbungkus JAWA

Lucu memang kalo ingat beberapa kejadian yang menyangka saya adalah orang jawa. Padahal yah saya itu dilahirkan oleh seorang ibu dan ayah yang juga dilahirkan oleh kakek dan nenek saya yang orang batak, dan kakek nenek saya semuanya dilahirkan oleh orang batak. Tidak ada darah campuran sama sekali. Bahkan saya sudah meruntut dari sononya kalo saya tidak mempunyai darah campuran sama sekali. Tidak sedikitpun. Bahkan ni yah, kalo kata orang “anak tetangga mungkin”.
Plis deh sepanjang blok rumah saya tidak ada orang jawa, adanya batak semua. Ya iyalah tinggalnya di Sidikalang.

Saya pernah teringat ketika waktu kuliah, salah seorang dosen saya menaruh perhatian lebih terhadap nama saya di list absensi kelas. Dengan perlahan dia memanggil “ Suharno L. S. Manik”, dan dengan lantang saya menjawab “Hadir, Pak!”. Pak dosen terdiam sejenak. O ooh, saya mulai hapal dengan mimik ini, pasti dia akan menanyakan nama saya. Dan bener aja beliau langsung nanya “Kamu orang mana yah?”, saya jawab dengan pasti “Sumatera Utara, Pak, Medan!”. “kok nama kamu jawa?” “Bapak atau ibu ada yang Jawa?” beliau nyerang dengan berbagai pertanyaan. “Enggak Pak, saya asli Batak”. Entahlah harus berapa kali saya menjelaskan ini dihadapan orang-orang. Seolah otak saya udah merekam jawaban dan mulut saya hanya memutar ulang. “ohhh berarti kamu JADEL yah!” ujar beliau. Saya pun berekspresi heran “Hah?”. “iya JADEL, Jawa Deli” ujar bapak dosen. Dan seisi kelas pun tertawa. Ya ya ya ya, bahkan sampai sekarang kalo Bapak itu bertemu dengan saya akan dipanggil JADEL.

Bukan hanya itu, banyak orang yang selalu mengganggap kalau saya orang jawa. “Ah yakin kamu batak” “Ahh muka kamu jawa banget kok” “dari dialeknya kamu ga ada batak-bataknya deh” “ihhh mana mungkin orang batak seperti kamu” “dari nama aja udah SUHARNO, mana mungkin kamu orang batak” dan lain lain lain lain lain. Banyak deh. Bahkan ni yah, ada kejadian di bulan desember lalu yang membuat saya sangat amat kaget. Saya dan keluarga besar jalan-jalan ke Pulau Samosir, asal nenek moyang saya. Di sebuah tempat wisata yang bernama AEK SI PITU DAI (Mata air 7 rasa), saya bertanya-tanya ke beberapa orang penjaga disana daaaaaaaaannnn mereka menjawab dengan begini “Jalan masuknya dari sebelah sana MAS!” dengan logat batak. MAS?????????????? Plis deh, bahkan di tanah kelahiran saya sendiri saya dipanggil MAS? Oh tidakkkk. Dan parahnya Bapak saya hanya bisa tertawa. Akhirnya saya balas orang itu sambil bilang “Mauliate, Bang!” (Makasih, Bang!) dengan muka ketus dan sedikit kesal. Dan dengan spontannya dia bilang “Bah halak hita do hape, hurippu Jawa” (Bah orang batak ternyata, kirain tadi jawa). Oh nooooo.

Nah tuh kan. Semua menyangka saya orang jawa. Mungkin beberapa bakal bilang namamu sih udah mendukung jadi orang jawa. Saya akan menjelaskan sedikit tentang asal mula kenapa harus bernama SUHARNO. Nama lengkap saya sebenarnya adalah SUHARNO LEONARD SABAM MANIK. Suharno itu adalah nama jawa. Leonard itu (kalo menurut bapak saya) nama seseorang terkenal. SABAM adalah nama batak yang berasal dari bahasa batak yang artinya SABAR. Jadi saya punya nama batak tapi sayangnya itu diletakkan di akhir. Hahahah. Dan Manik adalah marga saya.

Nama Suharno diberikan oleh seorang Uyut saya yang merupakan transmigran dari Jawa. Uyut ini bukan uyut kandung. Uyut ini adalah induk semang Bapak saya mulai dari SMP sampai menamatkan pendidikan akhirnya di PGSLP (Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama) dulu, yang pada akhirnya si unyut ini kita anggap uyut angkat kita. Nah si Uyut saya ini kalo Mama saya lahiran dibawain nasi kuning dan seperangkat lainnya dan diberikanlah nama kita. Saya kurang tau dulu gimana Bapak saya dan Mama saya persetujuan mereka. Tapi yang pasti kita semua punya nama jawa. Suhirman, Suherni, Sugyanto dan Suharno. Dan entahlah apa yang menjadi persepakatan mereka tapi yang pasti saya sudah sangat bersyukur dengan nama ini.

Sangat bersyukur dengan nama ini. Ya iyalah saya bisa sesekali menjadi orang Jawa dan sesekali menjadi batak. Saya juga diuntungkan ketika kuliah di Semarang yang membuat saya mengerti sedikit bahasa jawa, yah kalo kesasar dimana-mana gitu dan ketemu orang jawa bilang aja kita orang jawa, pasti ditolongin. Ato kalo lagi ke Senen trus ketemu orang batak yah berbahasa bataklah pasti ditolongin jika kesusahan. Dulu saya pernah dikasi diskon sama mas-mas mi ayam di Medan gara-gara saya disangkain orang jawa, dan juga gara-gara saya ngejawab pertanyaannya dia dengan bahasa jawa. Dan dulu di Semarang pernah dibayarin makan sama seorang Bapak Batak yang sedang mendaftar S2 di Undip. Hahaha, untung banget. Sebuah keuntungan ganda. Mungkin lebih beruntung lagi saya bisa berubah-ubah dari orang Jawa, Batak, Belanda, Amerika, Prancis, Cina, Korea, Papua, dll. Hahhaha kalo ini sudah mimpi namanya.

Well, at last. Bersyukurlah dengan apa yang diberikan Tuhan kepadamu. Walau mukamu sangat mirip dengan orang yang bukan dirimu sebenarnya bersyukurlah. Walau rambutmu gimbal, keriting, lurus, blonde atau apalah. Bersyukurlah. Tuhan ga sembarangan kok menciptakanmu. Kalo kata Katy Perry di lagunya FIREWORK “you are original cannot be replaced”. Bersenang-senanglah dengan dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar