Traveling is not about distance. Traveling is about how far you learn yourself.
Buat saya itulah yang membuat saya rela pergi meninggalkan kuburan ari - ari saya. Mengenal diri saya lebih jauh.
Sewaktu kuliah, saya sangat iri terhadap teman yang pergi ke luar negeri. Saat itu saya hanya bertekad, suatu waktu saya punya uang, saya akan menapaki setiap centimeter bumi ini.
Setelah bekerja dan punya uang sendiri, ya, saya melakukan perjalanan - perjalanan mengunjungi tempat yang sekiranya saya suka. Apa yang saya dapat? Hanya kompetitif yang berlebihan. Ingin foto disini dan disitu, ingin posting ini dan itu di media sosial, ingin dicomment di media sosial "wah bagus banget no, ini dimana?"atau semacam "duh enak banget sih no, kerjanya jalan mulu". Ingin dikenal sebagai TRAVELER. Saya pernah melakukannya.
Apa yang saya dapat? Ya bahagia, ya pengakuan dari orang - orang. Tapi bertahan lama? Enggak. Ya habis masa fotonya ya habislah sudah periode kebahagiaannya. Kemudian mencari lagi, kemudian mencari perhatian lagi, kemudian habis, kemudian mencari lagi, terus hingga usang.
Sementara ada begitu banyak pembicaraan dengan orang - orang yang saya temui diperjalanan, yang tidak terekam dalam di memory card, tertanam begitu saja di otak. Ada begitu banyak senyuman orang yang ramah menjawab pertanyaan arah berlalu begitu saja. Ada begitu banyak ekspresi pedagang makanan yang berbeda bahasa berusaha menjelaskan makanan pada saya, yang dipilih untuk dilupakan. Ada ekspresi temen seperjalanan yang mungkin terlewat begitu saja.
Saya belajar mengenal diri saya sendiri yang tidak terlalu menghargai hal kecil di hadapan saya. Saya masih belajar menghargai. Menghargai lingkungan, orang - orang, alam, bahkan menghargai diri sendiri. Saya belum mengetahui banyak hal, setidaknya untuk saat ini, inilah yang saya pelajari.
Minggu, 01 November 2015
Minggu, 25 Oktober 2015
Teaser
Menurut saya, saya adalah orang yang paling susah berkomitmen dan saya tidak suka rutinitas. Tapi sudah kurang lebih 3 tahun saya mengerjakan sesuatu yang rutin. Ya di kantor saya, saya (terpaksa) orang yang sangat rutin. Saya mengerjakan pekerjaan bulanan bahkan saya memantau pergerakan aplikasi harian. Itu tidak pernah ada dalam daftar saya, mungkin kalau bukan karena pekerjaan dan digaji tentunya tidak akan pernah terjadi dalam hidup saya.
Yang paling rutin dalam hidup saya yang pernah saya lakukan adalah makan, bernafas, buang air dan bergerak. Walaupun itu semuanya random.
Saya perlu melakukan sesuatu dalam hidup ini secara rutin tanpa dipaksa orang lain. Saya harus memaksa diri saya melakukan sebuah rutinitas.
Blogging every week. Saya harus menulis cerita apa saja setiap minggu. Apa saja.
See you every week.
Jumat, 26 Juni 2015
Peluk Aku Sekarang
Alexa : Untuk semua alasan dapat bertahan hidup di dunia yang
pahit ini, kita sering membuat kesenangan – kesenangan instan dan palsu. Sebegitu
egoisnya orang – orang di dunia ini sehingga kegembiraan pun harus dibuat
instan.
Geraldine: Hmmmm
Alexa : Dengerin dulu. Contohnya kemarin malam, sehabis ngantor
kamu nelpon aku kan? Aku lagi stress nih sayang, makan La Mian yuk. Waktu aku
nanya, bukannya kamu lagi diet? Trus kamu jawab, ga apa – apalah. Toh aku
pengen senang – senang setelah exit meeting seharian yang bikin pusing. Nah, di
titik ini, kamu sudah menginstankan kebahagiaan. Kamu berharap hanya dengan
semangkuk mie hangat dengan kaldu babi akan dapat menghilangkan keruwetan
pikiran kamu.
Geraldine: I feel happy for that a bowl of happiness anyway.
Alexa: Is it stay longer? Or just until you pay the bill? Even when you ate the what-so-your-happiness-bowl, you still talk about your what-so-your-terrible-exit-meeting kan?
Geraldine : Iya sih. Tapi setidaknya aku bisa membahagiakan diriku
at least sampai that my-oh-so-delicious-bowl-happiness habis.
Alexa : Nah! Ini dia. Kamu mendewakan lamian kamu untuk short
time happiness. Instan kan? Besok –
besok kalau kamu mau bahagia, kamu mau nyari apa?
Geraldine : Aku nyari kebahagiaan dalam pelukanmu ajalah.
Entah Sampai Kapan?
Bumi sudah begitu lama merindu hujan
Tetapi dia punya harga diri yang harus ditegakkan
---
Hujan seperti meledak rasanya, rasa rindu sudah mengguncang
Tetapi hujan terlalu sombong untuk datang.
---
Hujan seperti meledak rasanya, rasa rindu sudah mengguncang
Tetapi hujan terlalu sombong untuk datang.
---
"Dia yang butuh aku, kenapa harus bermurah hati?"
---
"Sebegitu lemahnya aku, sampai harus menghampiri?"
---
Entah sampai kapan.
---
Senin, 27 April 2015
Masturbasi, Eh?!?!
A : Jadi yah si Ibu Melati tuh keren banget deh. Pinter. Tapi dia tuh, itu lho yang hidup memilih sendiri itu. Apa namanya tuh, hidup memilih sendiri?
B : hmmm, duh apa ya? Iya iya, tau. Duh lupa lupa.
C : hmmm, Masturbasi? Eh?
((( MASTURBASI )))
B : hmmm, duh apa ya? Iya iya, tau. Duh lupa lupa.
C : hmmm, Masturbasi? Eh?
((( MASTURBASI )))
Kamis, 05 Maret 2015
Berempatilah!
Tanggal 5 Maret 2015, 17.55 WIB.
Di dalam taxi dari Kebon Sirih menuju Hotel Arya Duta.
Supir Taxi : Itu kebakaran dimana Pak?
Gw : Oh tadi kata satpam kantor, kebakaran di daerah Blok F Tanah Abang Pak.
Supir Taxi : Oh, ahahahahhaha, pantes tadi ada damkar kejebak macet trus ga ada yang gerak gt Pak. Hahahahaha. Jakarta gitu loh mana ada yang mau minggir.
Gw : Kalau itu rumah bapak yang kebakar, masih ketawa sekenceng tadi Pak?
Supir Taxi : ..............
Ga perlu ikut merasakan. Tapi berempatilah.
Di dalam taxi dari Kebon Sirih menuju Hotel Arya Duta.
Supir Taxi : Itu kebakaran dimana Pak?
Gw : Oh tadi kata satpam kantor, kebakaran di daerah Blok F Tanah Abang Pak.
Supir Taxi : Oh, ahahahahhaha, pantes tadi ada damkar kejebak macet trus ga ada yang gerak gt Pak. Hahahahaha. Jakarta gitu loh mana ada yang mau minggir.
Gw : Kalau itu rumah bapak yang kebakar, masih ketawa sekenceng tadi Pak?
Supir Taxi : ..............
Ga perlu ikut merasakan. Tapi berempatilah.
Senin, 02 Maret 2015
Tar Lu Jatuh Miskin!
Di suatu gerai kopi yang maha terkenal di negeri ini, yang antrinya heboh sehebohnya antri BBM, yang bahkan orang - orang antri bukan buat kopi tapi Green Tea Latte atau Choco Latte Bla Bla atau apalah yang ga ada sentuhan kopinya sama sekali,
Nick : 1 green tea latte with soymilk large atas nama siapa?
Ayu : Ayu
Nick : 1 frappucino medium, atas nama Ayu juga?
Ayu : iya samain aja
Nick : trus 1 chicken quiche sama 1 blueberry scone ya kak. Totalnya Rp. 222.555.
Ayu, yang ditemani oleh (sebut saja) Andi, sibuk ngutak atik dompet sampai akhirnya mengeluarkan kartu ajaib aka credit card.
Ayu : ini mas
Nick : ok, sebentar kak.
Setelah dicoba menggesekkan kartu ajaib itu dengan mesin kecil yang mungkin jodoh kartu itu :
Nick : Kak, ada kartu lain? Ini kartunya di-declined sama mesinnya.
Ayu : Udah cash aja mas. Hmmm
(Ayu mulai membongkar kembali dompetnya)
Andi : udah pake duit gw aja dulu ini.
Ayu : jangan, jangan!
Andi : udah pake duit gw aja gpp.
Ayu : beneran ga apa apa? Tar lu jatuh miskin lagi gara - gara kopi.
((( JATUH MISKIN )))
Nick : 1 green tea latte with soymilk large atas nama siapa?
Ayu : Ayu
Nick : 1 frappucino medium, atas nama Ayu juga?
Ayu : iya samain aja
Nick : trus 1 chicken quiche sama 1 blueberry scone ya kak. Totalnya Rp. 222.555.
Ayu, yang ditemani oleh (sebut saja) Andi, sibuk ngutak atik dompet sampai akhirnya mengeluarkan kartu ajaib aka credit card.
Ayu : ini mas
Nick : ok, sebentar kak.
Setelah dicoba menggesekkan kartu ajaib itu dengan mesin kecil yang mungkin jodoh kartu itu :
Nick : Kak, ada kartu lain? Ini kartunya di-declined sama mesinnya.
Ayu : Udah cash aja mas. Hmmm
(Ayu mulai membongkar kembali dompetnya)
Andi : udah pake duit gw aja dulu ini.
Ayu : jangan, jangan!
Andi : udah pake duit gw aja gpp.
Ayu : beneran ga apa apa? Tar lu jatuh miskin lagi gara - gara kopi.
((( JATUH MISKIN )))
Sabtu, 28 Februari 2015
Mom's Rule!
Saya pernah post ini di halaman Path saya, tapi beberapa temen membutuhkan terjemahan. Ya pasti karena ada kata kawin di salah satu kata - katanya. Ya kan. Ya kan
Sebuah pembicaraan terangkum dan terjadi di Poliklinik kantor saya.
(Versi Batak)
A : Horas! E ngaboha kabarmu kak?
B : Sehat. Udah berapa lamanya kak kita ga pajumpang. (toe ma nga marsampur2 be sude)
A dan B berbincang2 asik. Gw pun nguping asik.
A : eh ngaboha kabar ni si Ucok?
B : eee ima dang dope kawin kak. eh accit ulu mamikirhon. Sek sante hubereng.
A : Ih sama kalilah kita. Si butet nami pe, eee tahe holan karejo lak so kawin sahat tu sadarion.
B : eh boha molo ta patanda kak? aek boha marokkap halaki. Cocok kam rasa?
Siapapun yg diomongin dua Ibu ini. Selamat ya!!! Mom's rules!!!
(Versi Nasional)
A : Horas! Gimana kabarnya Kak?
B : Sehat. Udah berapa lamanya kak kita ga ketemu. (duh, semua pun sudah bercampur aduk bahasanya)
A dan B berbincang2 asik. Gw pun nguping asik.
A : eh gimana kabar si Ucok?
B : eee itulah belum kawin dia kak. eh pusing kepala mikirinnya. Hidupnya tuh sante kali.
A : Ih sama kalilah kita. Si butet kami pun samalah, eee hanya kerjaan yang dipikirin, sampe saat ini ga kwin - kawin juga.
B : eh gimana kalo kita pertemukan mereka kak? mana tau jodoh mereka. Gimana menurut kakak? Cocok kak?
Siapapun yg diomongin dua Ibu ini. Selamat ya!!! Mom's rules!!!
Sebuah pembicaraan terangkum dan terjadi di Poliklinik kantor saya.
(Versi Batak)
A : Horas! E ngaboha kabarmu kak?
B : Sehat. Udah berapa lamanya kak kita ga pajumpang. (toe ma nga marsampur2 be sude)
A dan B berbincang2 asik. Gw pun nguping asik.
A : eh ngaboha kabar ni si Ucok?
B : eee ima dang dope kawin kak. eh accit ulu mamikirhon. Sek sante hubereng.
A : Ih sama kalilah kita. Si butet nami pe, eee tahe holan karejo lak so kawin sahat tu sadarion.
B : eh boha molo ta patanda kak? aek boha marokkap halaki. Cocok kam rasa?
Siapapun yg diomongin dua Ibu ini. Selamat ya!!! Mom's rules!!!
(Versi Nasional)
A : Horas! Gimana kabarnya Kak?
B : Sehat. Udah berapa lamanya kak kita ga ketemu. (duh, semua pun sudah bercampur aduk bahasanya)
A dan B berbincang2 asik. Gw pun nguping asik.
A : eh gimana kabar si Ucok?
B : eee itulah belum kawin dia kak. eh pusing kepala mikirinnya. Hidupnya tuh sante kali.
A : Ih sama kalilah kita. Si butet kami pun samalah, eee hanya kerjaan yang dipikirin, sampe saat ini ga kwin - kawin juga.
B : eh gimana kalo kita pertemukan mereka kak? mana tau jodoh mereka. Gimana menurut kakak? Cocok kak?
Siapapun yg diomongin dua Ibu ini. Selamat ya!!! Mom's rules!!!
Sabtu, 21 Februari 2015
Uang Ga Bisa Beli Semua!
Di sebuah tempat potong rambut. Tersebutlah 2 anak kecil sedang menunggu Bapaknya yg sedang potong rambut. Lari sana sini, ya namanya juga anak - anak.
Petugas ada yg sedang membersihkan sisa rambut. Otomatis pekerjaan si petugas terganggu. "Duduk ya dek" ucapnya dengan sopan
Tiba - tiba sang Bapak, "Ngapain sih disuruh suruh duduk, tar gw bayar deh berapa?"
Di dunia ini tidak semua hal bisa dibayar pakai uang.
Sabtu, 14 Februari 2015
Ibadah
Kemarin gw one day trip ala kaum urbanis ke Tangerang. Di satu perhentian kami yaitu Vihara/Klenteng. Maafkan gw karna gw ga tau dan ga mencatat namanya apa, dan agak malas ngegoogling. Tapi cerita gw bukan masalah nama.
Klenteng atau vihara (gw state disini dua duanya, karna gw ga tau apa bedanya) ini berdiri didalam Pasar Lama Tangerang. Tempatnya persis antara pasar, komplek perumahan warga dan tukang jualan makanan.
Disitu semua orang bebas masuk keluar. Bebas beribadah. Bebas bertemu dengan Pencipta mereka. Tanpa ada rasa curiga. Tanpa ada liat kanan kiri. Tanpa perlu takut. Damai rasanya menyelubungi kehidupan.
Seharusnya memang begitulah beribadah.
Minggu, 11 Januari 2015
Running!
I am not a runner.
But before my accident, I always run. (and hope after the recovery, I run)
Not every day but most of the day in a week.
I do love long run. Don't imagine marathon runner. My longest run was 20K, not even half marathon.
I just run and run.
Why?
When running I become myself.
I beat my own self.
I speak to myself.
I coach myself.
I push myself.
I cherish myself.
I motivate myself.
When I run, I create my own race. Not 5K, 10K nor the fastest. But commitment..
Commitment to run.
Trust me, my weakness is Commitment.
But before my accident, I always run. (and hope after the recovery, I run)
Not every day but most of the day in a week.
I do love long run. Don't imagine marathon runner. My longest run was 20K, not even half marathon.
I just run and run.
Why?
When running I become myself.
I beat my own self.
I speak to myself.
I coach myself.
I push myself.
I cherish myself.
I motivate myself.
When I run, I create my own race. Not 5K, 10K nor the fastest. But commitment..
Commitment to run.
Trust me, my weakness is Commitment.
Langganan:
Postingan (Atom)